
Tingkat Kebahagiaan Berdasarkan Hari dan Jam di Masa Pandemi
Pandemi COVID-19 di Yogyakarta menyebabkan pemberlakuannya pembatasan sosial demi mengurangi penyebaran infeksi. Pembatasan tersebut membuat sekolah, tempat rekreasi, dan tempat pembelanjaan tutup dan memaksa masyarakat untuk tinggal di rumah selama berbulan-bulan. Hal tersebut menciptakan kebiasaan baru di masyarakat dimana segala aktivitas dan transaksi dilakukan secara online.
Kami melakukan survei pada masyarakat Yogyakarta mengenai tingkat kebahagiaan yang dirasakan selama pandemi berlangsung. Survei dilakukan pada bulan Februari tahun 2022, tahun ketiga sejak pandemi di Indonesia dimulai pada tahun 2020. Dalam rentang waktu seminggu, kami mendata kebahagiaan responden berdasarkan waktu mengisi dan jenis kelamin. Visualisasi data disajikan dalam gambar berikut.
Dari plot di atas terdapat hal yang menarik pada hari rabu. Responden yang sangat tidak bahagia paling banyak menjawab pada hari rabu, namun responden yang sangat bahagia juga banyak menjawab pada hari tersebut dibandingkan hari-hari yang lain. Akhir pekan dan hari senin memiliki respons kebahagiaan yang cenderung sama, stigma hari senin merupakan hari yang membuat stres tidak berlaku pada data ini.

Jika dilihat dari jam waktu mengisi survei, ditemukan bahwa jam-jam di siang hari menjadi waktu yang sangat sibuk. Pada jam 11 sampai 15, responden yang menjawab kurang bahagia lebih banyak namun yang menjawab sangat bahagia juga lebih banyak pada jam-jam tersebut. Hal yang mungkin mempengaruhi hal tersebut adalah kondisi lingkungan kerja, lingkungan yang mendukung akan membuat pekerja lebih bahagia dibandingkan dengan yang bekerja di lingkungan yang kurang mendukung.

Frekuensi responden perempuan lebih banyak daripada laki-laki dalam survei ini. Distribusi kebahagiaan antara laki-laki dan perempuan memiliki pola yang sama, semakin bahagia maka frekuensi semakin tinggi dengan respons bahagia menjadi yang terbanyak. Secara keseluruhan responden yang bahagia lebih banyak daripada yang kurang bahagia.
Dari temuan-temuan tersebut dapat diketahui bahwa hari rabu menjadi hari yang paling rentan membuat kebahagiaan turun dibandingkan hari-hari yang lain. Jam-jam sibuk di pertengahan hari juga dapat menurunkan kebahagiaan apabila kondisi lingkungan kerja kurang mendukung. Kebahagiaan antara laki-laki dan perempuan tidak berbeda dengan frekuensi yang bahagia lebih banyak daripada yang tidak. Dalam hal ini pandemi tidak berpengaruh negatif secara signifikan, masyarakat masih banyak yang bahagia di tengah pandemi dan berbagai pembatasan sosial.